JAKARTA | Gerbang Betawi yang diinisiasi oleh dr. H. Ashari dan Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, SH, MS.i serta sejumlah profesional Betawi lainnya dideklarasikan, Rabu (25/10/2017), bertempat di Pusat Kebudayaan Betawi (Gedung Eks Kodim), Jatinegara, Jakarta Timur. Selain itu, juga diadakan Pagelaran Seni Budaya Betawi bertajuk “Keriaan Betawi Jatinegara 2017”, sejak tanggal 25 Oktober sampai 28 Oktober 2017.
Grand Launching Gerbang Betawi dihadiri oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno. Dalam moment tersebut juga dilakukan MoU untuk menjalin kemitraan dan kerjasama serta dukungan terkait Program pembangunan Gubernur DKI Jakarta Anies-Sandi periode 2017-2022 ketika itu.
Gerbang Betawi adalah gerakan moral, intelektual, dan profesional. Gerakan ini diharapkan berfungsi sebagai agen perubahan (agent of change) atas pola pikir (mindset), perilaku (attitude), dan pola rasa (spiritualisme) masyarakat Betawi menuju ke arah yang lebih baik.
“Gerbang Betawi menciptakan sumberdaya manusia Betawi dengan intelektualitas, profesionalitas, dan moralitas (IPM) yang mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Direktur Eksekutif Gerbang Betawi dr. H. Ashari.
Untuk diketahui, Gerbang Betawi adalah lanjutan dari perjuangan Keluarga Mahasiswa Betawi (KMB) yang didirikan tahun 1978. Ini dibuktikan dengan 90% susunan pengurus GB adalah anggota KMB.
Gerbang Betawi merupakan gerakan kemasyarakatan yang berasal dari orang Betawi, oleh orang Betawi, dan untuk orang Betawi dalam meningkatkan marwah dan kesejahteraan serta harkat martabat orang Betawi.
Bang Ashari – begitu beliau akrab disapa, berharap Gerbang Betawi bisa menjadi penggerak pemberdayaan masyarakat Betawi melalui kegiatan ekonomi, pendidikan dan kebudayaan yang dibingkai dengan nuansa religiusitas keislaman Orang Betawi.
Dia juga menegaskan, Gerbang Betawi bukan gerakan politik dan tidak akan menjadi gerakan politik. Bahkan juga bukan kaki tangan partai politik tertentu dan tidak akan berpihak kepada partai politik manapun. Gerbang Betawi dibangun atas dasar kemandirian.
Ketua Panitia Pelaksana Grand Launching Gerbang Betawi, Prof. Sylviana Murni atau yang biasa disapa Mpok Sylvi menjelaskan, pada hari Kamis (26/10), mulai pukul 20.00 WIB dibacakan Deklarasi Gerbang Betawi dan Video Mapping yang bertempat di Gedung Pusat Kebudayaan Betawi eks Makodim Jatinegara.
Sedangkan pada hari Ahad (29/10) pukul 15.30 WIB bertempat di Hotel Grand Cempaka, dilakukan Pengukuhan Gerbang Betawi dan penandatanganan MOU dan launching BMT Gerbang Betawi Amanah serta Betawi Fund, sekaligus kerja sama dengan Bank Inovasi.
Lebih lanjut Mpok Sylvi memaparkan, untuk memeriahkan Grand Launching Gerbang Betawi dirangkai oleh beberapa kegiatan pendukung, antara lain menampilkan: Bazar dan Kuliner, Pameran Lukisan (Sarnadi Adam), Parade Seni Siswa, Fashion Show, Lomba Nyanyi Lagu, Pertunjukan Seni Budaya Betawi (Lenong, Gambang Kromong & Tanjidor), Atraksi Silat, Lomba Cerpen Betawi, Lomba Nyanyi lagu-lagu Betawi, Museum Mini, Band Betawi, hingga Video Mapping .
Selain itu, juga digelar Diskusi dengan tema “Melahirkan Juragan-juragan Muda Betawi” pada Jumat (27/10) dengan narasumber Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Direktur Utama Bank DKI Kresno Sediarsi, CEO Socentix David Darmawan, dan owner Betawi Punya Distro Davi Kemayoran, Bang Davi Selain itu juga digelar Diskusi Publik “Going Green Betawi Punya Gaye”, dan Talkshow bersama Puteri Indonesia.
MoU dengan Pemprov DKI
Sejalan dengan strategi pembangunan yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno, Gerbang Betawi telah membentuk enam tim khusus untuk menggodok “5 Kemitraan” sesuai dengan visi, misi, dan filosofi Gerbang Betawi.
Keenam kemitraan tersebut terdiri dari Bidang Pendidikan, Bidang Budaya dan Pariwisata, Bidang Ekonomi Produktif dan Bidang Lingkungan Hidup.
Adapun di bidang pendidikan mencakup ide-ide beasiswa, pelatihan SDM, Program Satu keluarga Satu Sarjana dan sebagainya.
Sedangkan Bidang Budaya dan Pariwisata mencakup ide-ide memaksimalkan pengelolaan sentra-sentra Betawi seperti Setu Babakan, Condet, dan Gedung Eks Kodim. Juga ide memaksimalkan ikon-ikon budaya Betawi, seiring dengan amanat Perda dan Pergub Pelestarian Budaya Betawi.
Sementara itu di Bidang Ekonomi Produktif, mencakup ide-ide pemperdayaan ekonomi masyarakat di kantung-kantung Betawi lewat program BMT, produk-produk kuliner, batik, dan lain-lain.
Kemudian di Bidang Lingkungan Hidup mencakup ide-ide agrowisata dan ekowisata, pemeliharaan kawasan pinggir sungai dan kawasan-kawasan lainnya yang dianggap membutuhkan penataan. (des)