Rihlah Ilmiah dan Karier Santri

Memperingati Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2022

Oleh : Murodi

Saat mondok di Pondok Pesantren, kita selalu dididik mandiri. Dalam segala hal, termasuk apakah setelah usai mondok di suatu tempat, kita dianjurkan untuk melanjutkan pendidikan di pondok lain atau bahkan ke Timur Tengah, sebagai pusat arus perkembangan ilmu agama Islam, untuk memperdalam suatu bidang ilmu. Hal ini biasa terjadi dalam dunia pesantren dahulu, entah sekarang. Tapi yang jelas, kemungkinan hal itu masih terjadi dalam dunia pesantren model Salafiyyah, juga Khalafiyah. Cara seperti ini bisa terjadi manakala sang Santri belum merasa puas dengan ilmu yang diperolehnya saat dia mondok.

Jadi, berdasarkan saran dan restu Kyai, ia melanjutkan studinya ke pondok pesantren lain, untuk mengaji memperdalam ilmu bidang lain pada Kyai lain. Biasanya, Kyai tersebut adalah sahabat atau kerabatnya yang memang memiliki tingkatan ilmu lebih tinggi dibanding dirinya atau memiliki spesifikasi keilmuan khusus yang dimiliki Kyai tersebut.

Tradisi Rihlah Ilmiah

Tradisi _Rihla Ilmiah_ seperti ini menjadi semacam suatu keniscayaan bagi para pencari ilmu. Tujuannya, selain memperdalam ilmu juga membuka jaringan atau sanad keilmuannya untuk memperkuat otoritas dirinya bahwa dia secara otoritatif memiliki kewenangan untuk mengajarkan ilmu tersebut kepada para santri atau pihak lain.

Dengan demikian, maka dia sudah sah disebut seorang _Alim_, yang memiliki wawasan pengetahuan bidang ilmu tertentu. Karena itu, hubungan guru-murid, menjadi lazim di kalangan para pencari ilmu untuk memperkuat sanad keilmuannya. Misalnya, Kyai “A” yang ahli dalam ilmu al-hadits belajar kepada Kyai “B”untuk bidang fiqh. Begitu seterusnya yang terjadi hubungan keilmuan antara guru-murid jaman dahulu. Suatu saat ia menjadi guru di saat lain ia menjadi murid ketika mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan.

Selain itu, banyak pula santri yang selesai mondok, baik di Pondok Pesantren _Salafiyah maupun Khalafiyah_ yang melanjutkan studinya di dalam dan luar negeri.

Bagi mereka yang studi di dalam negeri, biasanya melanjutkan studinya Perguruan Tinggi Islam, negeri maupun swasta untuk mengikuti jenjang pendidikan S1 sampai S3. Bagi mereka yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri, S1-S3, mereka wajib meng _upgrade_ bahasa dan berbagai pengetahuan lain yang mendukung studi tersebut.

Biasanya, para alumni Pondok Pesantren, banyak yang melanjutkan Studi S1 hingga S3 ke wilayah Timur Tengah untuk kajian keislaman. Setelah lulus, mereka kembali ke negerinya dan meniti karier, mulai jadi _mublalligh_ atau menjadi Dosen merangkap pengurus Ornas Islam, dan bahkan mendirikan Pondok Pesantren dan menjadi Kyai. Dari situlah karier hidupnya dimulai hingga kemudian bisa menjadi tokoh masyarakat yang berkiprah di dunia akademis dan non akademis.

Bagi para santri yang mau melanjutkan studinya di Barat, biasanya mereka menyelesaikan studinya di Indonesia atau di negara-negara non Barat, seperti Mesir. Usai menamatkan pendidikan S1, biasanya mereka berkompetisi untuk memperoleh beasiswa ke luar negeri. Jika berhasil, mereka lanjut studi S2 dan S3. Bila demikian, mereka menjadi intelektual muslim muda berbakat yang dapat meniti kariernya dengan baik. Karena banyak lembaga yang ingin menampung mereka sebagai orang yang bisa diandalkan dalam pengembangan keilmuan dan pengembangan lembaga. Jika nasib baik, karier terus melonjak, bahkan banyak pula yang menjadi politisi, pengurus partai dan anggota dewan, menjadi menteri, bahkan menjadi wakil presiden RI, seperti Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin. Itulah karier yang bisa dititi oleh mantan santri.

Yang jelas, pesantren dan santri satu entitas. Mereka berkewajiban memperdalam ilmu agama, bukan sains dan teknologi. Karena pesantren sejak awal didirikan, sebagai lembaga “Tafaqquh fi al-Dien”. Kalau toh mereka melanjutkan studinya, pasti bidang agama dan humaniora, bukan bidang lain, dan juga berkarier dalam bidang keilmuan mereka masing-masing.

Selamat berjuang para santri. Sekali santri, tetap santri.

Selamat Hari Santri Nasional
22 Oktober 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *