Tradisi Tadarus al-Qur’an di Bulan Ramadhan: Menguatkan Iman dan Memperdalam Pemahaman

Oleh : Murodi al-Batawi

Hari ini, merupakan awal Ramadhan 1446 H. Muslim Dunia dan Indonesia khususnya, sejak pagi tadi sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Muslim Indonesia, khususnya, sejak kemarin sore menunggu hasil sidang Isbat penentuan awal Ramadhan 1446 H. Kementerian Agama sebagai lembaga resmi penerintah yang secara resmi mendapatkan otoritas untuk menentukan jadi tidaknya berpuasa. Setelah rangkain acara *Isbat* usai dilakukan, kemudian sekira pukul 19.07 lebih, Menteri Agama, Nasarudin Umar, mengumumkan hasil sidang Isbat yang dihadiri para ulama, para ahli astronomi serta para aktivis ormas Islam. Mereka mendengarkan pembacaan hasil Sidang Isbat oleh Menteri Agama. Berdasarkan hasil diskusi dalam Sidang Isbat, Menag, Nasarudin Umar, memutuskan bahwa awal Ramadhan jatuh pada 01 Maret 2025, sama seperti hasil *Tarjih dan Iijtihad Muhammadiyah, yang sudah menentukan awal Ramadhan pada 01 Zmaret 2025. Karenanya, menurut Menag, kita harus bersyukur bahwa ada kesamaan waktu dalam penentuan awal Ramadhan. Karenanya, sejak malam tadi, Muslim Indonesia telah melaksanakan Shalat Tarawih berjama’ah di Masjid ata Mushalla dan hari ini tengah melaksanakan inadah puasa Ramadhan.

Dalam menjalankan ibadah Puasa Ramadhan, banyak tradisi yang dilakukan selam Ranadhan; antara lain Tradisi Menbaca dan Khataman al-Qur’an.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling suci dalam kalender Islam. Pada bulan ini, umat Islam di seluruh dunia melakukan berbagai kegiatan ibadah untuk memperkuat iman dan memohon ampun kepada Allah. Salah satu tradisi yang sangat penting dalam bulan Ramadhan adalah Tadarus al-Qur’an.

Pengertian Tadarus al-Qur’an

Tadarus al-Qur’an adalah kegiatan membaca al-Qur’an secara bersama-sama untuk memperdalam pemahaman dan menghayati makna al-Qur’an. Kegiatan ini biasanya dilakukan di masjid, musholla, atau rumah-rumah penduduk. Pada bulan Ramadhan, Tadarus al-Qur’an menjadi kegiatan yang sangat penting karena dipercaya dapat membantu umat Islam memperkuat iman dan memperdalam pemahaman tentang al-Qur’an.

Makna Filosofis Tadarus al-Qur’an

1. Pembersihan Jiwa: Tadarus al-Qur’an di bulan Ramadhan merupakan proses pembersihan jiwa dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan. Dengan membaca al-Qur’an, kita dapat membersihkan jiwa kita dan mempersiapkan diri untuk menerima hidayah Allah.
2. Penghayatan Makna al-Qur’an: Tadarus al-Qur’an di bulan Ramadhan juga merupakan proses penghayatan makna al-Qur’an. Dengan membaca al-Qur’an, kita dapat memahami makna dan hikmah di balik ayat-ayat al-Qur’an.
3. Penguatan Iman: Tadarus al-Qur’an di bulan Ramadhan juga merupakan proses penguatan iman. Dengan membaca al-Qur’an, kita dapat memperkuat iman kita dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan-tantangan hidup.
4. Pembangunan Ukhuwah Islamiyah: Tadarus al-Qur’an di bulan Ramadhan juga merupakan proses pembangunan ukhuwah Islamiyah. Dengan membaca al-Qur’an bersama-sama, kita dapat memperkuat ikatan ukhuwah Islamiyah dan mempersiapkan diri untuk menjadi umat yang Muttaqien yang Shaleh.

Sejarah Tadarus al-Qur’an

Tadarus al-Qur’an memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Kegiatan ini telah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad SAW, di mana beliau membaca al-Qur’an kepada para sahabatnya. Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, kegiatan Tadarus al-Qur’an terus dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Pada abad ke-8 H, kegiatan Tadarus al-Qur’an menjadi sangat populer di Mesir, di mana ulama-ulama terkemuka seperti Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal membaca al-Qur’an kepada para muridnya. Pada abad ke-13 H, kegiatan Tadarus al-Qur’an juga menjadi sangat populer di Indonesia, di mana ulama-ulama terkemuka seperti Syekh Yusuf Makassar dan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari membaca al-Qur’an kepada para muridnya.

Manfaat Tadarus al-Qur’an

Tadarus al-Qur’an memiliki banyak manfaat bagi umat Islam. Berikut adalah beberapa manfaat Tadarus al-Qur’an:

1. Menguatkan Iman: Tadarus al-Qur’an dapat membantu umat Islam memperkuat iman mereka dengan memperdalam pemahaman tentang al-Qur’an dan menghayati makna al-Qur’an.
2. Memperdalam Pemahaman: Tadarus al-Qur’an dapat membantu umat Islam memperdalam pemahaman mereka tentang al-Qur’an dengan membaca dan memahami ayat-ayat al-Qur’an.
3. Meningkatkan Kualitas Ibadah: Tadarus al-Qur’an dapat membantu umat Islam meningkatkan kualitas ibadah mereka dengan memperdalam pemahaman tentang al-Qur’an dan menghayati makna al-Qur’an.
4. Membangun Ukhuwah Islamiyah: Tadarus al-Qur’an dapat membantu umat Islam membangun ukhuwah Islamiyah dengan membaca al-Qur’an secara bersama-sama dan memperdalam pemahaman tentang al-Qur’an.

Cara Melakukan Tadarus al-Qur’an

Berikut adalah cara melakukan Tadarus al-Qur’an:

1. Membaca al-Qur’an secara Bersama-sama: Tadarus al-Qur’an dilakukan dengan membaca al-Qur’an secara bersama-sama.
2. Memperdalam Pemahaman: Tadarus al-Qur’an dilakukan dengan memperdalam pemahaman tentang al-Qur’an dengan membaca dan memahami ayat-ayat al-Qur’an.
3. Menghayati Makna al-Qur’an: Tadarus al-Qur’an dilakukan dengan menghayati makna al-Qur’an dan memperdalam pemahaman tentang al-Qur’an.
4. Membangun Ukhuwah Islamiyah: Tadarus al-Qur’an dilakukan dengan membangun ukhuwah Islamiyah dengan membaca al-Qur’an secara bersama-sama dan memperdalam pemahaman tentang al-Qur’an.

Pendapat Para Ulama dan Mujtahid Besar tentang Tradisi Tadarus al-Qur’an

Beberapa pendapat para Ulama dan Mujtahid besar mengenai tradisi membaca al-Qur’an selama Ramadhan:

Pendapat Ulama Salaf

1. Imam Syafi’i: Beliau berpendapat bahwa membaca al-Qur’an selama Ramadhan adalah sunnah yang sangat dianjurkan. (Sumber: Kitab al-Umm, Imam Syafi’i).

2. Imam Ahmad bin Hanbal: Beliau berpendapat bahwa membaca al-Qur’an selama Ramadhan adalah kegiatan yang sangat utama dan dianjurkan. (Sumber: Kitab al-Musnad, Imam Ahmad bin Hanbal)

3. Imam Abu Hanifah: Beliau berpendapat bahwa membaca al-Qur’an selama Ramadhan adalah kegiatan yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan yang besar. (Sumber: Kitab al-Fiqh al-Akbar, Imam Abu Hanifah)

Pendapat Ulama Kontemporer

1. Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin: Beliau berpendapat bahwa membaca al-Qur’an selama Ramadhan adalah kegiatan yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan yang besar. (Sumber: Kitab al-Qiyam al-Lail, Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin)

2. Syekh Abdul Aziz bin Baz: Beliau berpendapat bahwa membaca al-Qur’an selama Ramadhan adalah kegiatan yang sangat utama dan dianjurkan. (Sumber: Kitab al-Fatawa al-Islamiyah, Syekh Abdul Aziz bin Baz)

3. Syekh Yusuf al-Qaradawi: Beliau berpendapat bahwa membaca al-Qur’an selama Ramadhan adalah kegiatan yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan yang besar. (Sumber: Kitab al-Halal wal-Haram, Syekh Yusuf al-Qaradawi)

Pendapat Mujtahid Besar

1. Imam al-Ghazali: Beliau berpendapat bahwa membaca al-Qur’an selama Ramadhan adalah kegiatan yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan yang besar. (Sumber: Kitab Ihya Ulum al-Din, Imam al-Ghazali)

2. Imam Ibn Taymiyah: Beliau berpendapat bahwa membaca al-Qur’an selama Ramadhan adalah kegiatan yang sangat utama dan dianjurkan. (Sumber: Kitab al-Fatawa al-Kubra, Imam Ibn Taymiyah)

3. Imam Ibn al-Qayyim: Beliau berpendapat bahwa membaca al-Qur’an selama Ramadhan adalah kegiatan yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan yang besar. (Sumber: Kitab al-Wabil al-Sayyib, Imam Ibn al-Qayyim)

Pendapat para Ulama dan Mujtahid besar mengenai tradisi membaca al-Qur’an selama Ramadhan sangatlah jelas. Mereka semua berpendapat bahwa membaca al-Qur’an selama Ramadhan adalah kegiatan yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan yang besar. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan bulan Ramadhan ini untuk membaca al-Qur’an dan memperdalam pemahaman kita tentang kitab suci tersebut.

Demikian dan insyaAllah bermanfaat.
{Odie}.

Pamulang, 01 Maret 2025

Murodi al-Batawi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *